Sains
Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan tahun 2020. Siap-siap Saja!
Published
1 tahun agoon
By
ceriwitDaftar Isi
Beberapa waktu lalu, tepatnya hari ini, 11 Januari 2020 tengah terjadi gerhana bulan penumbra (GBP). Fenomena ini akan menyebabkan air laut pasang lebih tinggi dibandingkan rata-rata. Dampak terjadinya gerhana bulan penumbra antara lain berpengaruh terhadap pasang surut air laut (air pasang akan lebih tinggi dari biasanya). Yang perlu dicatat adalah kenaikan air pasang tersebut.
Berdasarkan informasi dari Ketua LAPAN Prof. Thomas Alpha Djamaludin, ketinggian air laut akan menjadi berkisar 1,4 meter saat pasang surut purnama. Nah, hal ini tentu saja menjadi informasi penting juga bagi masyarakat di daerah pesisir. Jika musim hujan saja sudah terjadi banjir, maka ditambah dengan fenomena alam yang unik ini, maka perlu berhati-hati dan lebih waspada.
Pada dasarnya, tiap tahun gerhana memang selalu terjadi. Nah, mengenai gerhana bulan penumbra hari ini sebenarnya juga kegiatan rutinan, hehe.
Berdasarkan penelitian BMKG, di tahun 2020 ini diramalkan akan terjadi 6 fenomena gerhana. Dilansir dari laman resmi NASA, gerhana terjadi pada saat suatu benda langit, misalnya saja bulan atau planet bergerak ke menuju bayangan benda langit lainnya.
Kita tahu, bahwa gerhana dibedakan menjadi dua macam yang bisa kita amati dengan mata telanjang dari Bumi, yakni gerhana bulan dan gerhana matahari.
Baca juga: India Berwisata Antariksa. Indonesia Kapan?
Macam Gerhana yang Diramalkan Akan Terjadi 2020
1. Gerhana Bulan
Secara teori fisika atau astronomi, bulan akan berevolusi (bergerak dalam orbit mengelilingi) Bumi. Nah, pada waktu yang bersamaan, Bumi juga berevolusi mengelilingi Matahari. Dalam proses pergerakannya itu, posisi Bumi berada di center (tengah) antara Bulan dan Matahari. Ketika di posisi ini, pancaran energi cahaya Matahari tidak semuanya sampai ke Bulan karena terhalang oleh Bumi. Nah, pada saat itulah terjadi kenampakan yang dinamakan gerhana bulan (seakan-akan bulan tidak menampakkan kecantikannya, hehe).
Berdasarkan laman website resmi BMKG, fenomena gerhana bulan adalah salah satu dampak dari dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan. Fenomena gerhana bulan hanya terjadi saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya,” tulis BMKG.
Selain itu, faktanya gerhana Bulan memang hanya dapat kita amati saat malam hari.
Ada dua jenis gerhana bulan, yakni gerhana bulan total dan gerhana bulan parsial. Gerhana bulan total terjadi pada saat bulan dan matahari berada di sisi Bumi yang berseberangan. Walaupun bulan berada pada posisi di penumbra (bayang-bayang) Bumi, beberapa sinar matahari tetap mampu menuju bulan. Pancaran sinar matahari yang melalui atmosfer bumi, akan menyebabkan bulan tampak merah bagi penduduk Bumi. Ini sama halnya atmosfer bumi sebagai filter, penyaring sebagian besar sinar UV tersebut (cahaya biru).
Sementara itu, gerhana bulan parsial terjadi pada saat hanya sebagian bulan saja yang berada pada penumbra (bayangan Bumi). Dalam gerhana parsial, bayangan Bumi terlihat begitu gelap di sisi bulan yang berada pada posis menghadap ke Bumi. Apa yang orang bisa amati dari Bumi selama gerhana bulan sebagian, dipengaruhi pada bagaimana posisi matahari, Bumi, dan bulan berbaris.
Jika dihitung berdasarkan waktu, lazimnya gerhana bulan terjadi selama beberapa jam. Setidaknya dua gerhana bulan parsial terjadi setiap tahun, tetapi gerhana bulan total jarang terjadi.
Apakah boleh melihat gerhana bulan dengan mata telanjang tanpa kaca mata gerhana?
Jelas boleh sekali. Pada dasarnya gerhana bulan sangat aman untuk dilihat dengan mata telanjang.
![]() |
Ilustrasi Gerhana Bulan |
2. Gerhana Matahari
Jika didemografikan, pada gerhana Bulan posisi ketiga plante tersebut adalah Matahari – Bumi – Bulan. Sementara pada fenomena gerhana matahari posisinya, Matahari – Bulan – Bumi.
Ilustrasi Gerhana Matahari Total |
Baca juga: Mitos Gerhana Matahari, dari Jatuhnya Kepala Dewa sampai Tanda Kiamat
6 Gerhana di Tahun 2020
- Gerhana Bulan Penumbra (GBP), 11 Januari 2020 dan dapat diamati dari Indonesia.
- Gerhana Buan Penumbra (GBP), 6 Juni 2020 dan dapat diamati dari Indonesia.
- Gerhana Matahari Cincin (GMC) 21 Juni 2020. Pengamatan dari Indonesia berupa Gerhana Matahari Sebagian, kecuali sebagian besar Jawa dan sebagaian kecil Sumatera bagian Selatan.
- Gerhana Bulan Penumbra (GBP), 5 Juli 2020. Fenomena ini tidak dapat diamati dari Indonesia.
- Gerhana Bulan Penumbra (GBP), 20 November 2020. Fenomena ini dapat diamati dari wialyah Indonesia bagian Barat menjelang gerhana berakhir.
- Gerhana Matahari Total (GMT), 14 Desember 2020. Fenomena ini tidak dapat diamati dari Indonesia.
Demikian sekilas informasi mengenai Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan tahun 2020. Siap-siap Saja!. Semoga bermanfaat, dan jangan lupa share pada teman-teman kalian, salam.
Terkait
You may like
-
2 Teori Big Bang – Fakta Luar Angkasa yang Mencengangkan
-
Urutan Ukuran Bintang, Planet, dan Galaxy di Jagad Raya
-
5 Hewan Aneh Hasil Kegilaan Ilmu Pengetahuan Alam
-
Matahari Tak Pernah Terbenam di Tempat Ini – Puasanya Gimana?
-
Mengenal Planet di Tata Surya Kita – Menyeramkan!
-
Bencana Alam yang Mungkin Terjadi dalam Beberapa Tahun Mendatang